Kekerasan Seksual Pada Anak
Pada kesempatan
ini, saya menulis blog ini ingin membahas tentang Kekerasan Seksual pada Anak,
yang dimana akhir-akhir ini banyak sekali kejadian yang terjadi pada anak-anak
dibawah umur. Salah satunya bisa terjadi pada lingkungan terdekat atau bahkan pelakunya
sendiri adalah Orang Tua korban. Miris sekali mendengar kejadian tersebut yang
tidak pernah berhenti. Karena bagaimananpun, anak – anak sangat membutuhkan
perlindungan dari orang disekitarnya dan orang tuanya sendiri. Jadi, kali ini
saya akan menulis blog yang berisi tentang Kekerasan Seksual pada Anak.
Beberapa waktu
lalu, media sosial digemparkan dengan berita tentang anak SMP berusia 15 tahun
di Kabupaten Lampung Utara yang di perkosa oleh 10 pria. Pada kejadian ini
korban ditemukan dalam kondisi yang memprihatinkan disebuah gubug di wilayah
Lampung Utara.
Pemerkosaan ini
terjadi pada hari Rabu, 14 Maret 2024. Hari itu korban dijemput pelaku yang
berinisial D untuk diajak menonton pertandingan futsal. Namun ditengah jalan, pelaku
mengarahkan kendaraannya kearah perkebunan yang ada di Desa Tanjung Baru. Di lokasi
tersebut, pelaku memaksa korban masuk ke sebuah gubuk. Dan ternyata, di gubuk
tersebut sudah ada sembilan pelaku lainnya. Korban disekap selama 3 hari tanpa
diberi makan. Selain itu korban juga mengalami kekerasan seksual dari para pelaku
yang berjumlah 10 orang.
Kepala Bidang
Humas Polda Lampung Komisaris Besar (Kombes) mengatakan bahwa “Korban disekap
selama 3 hari tanpa diberi makan. Selama penyekapan itu, korban mengalami
kekerasan seksual.”
Yang lebih
menyedihkan dari kejadian tersebut adalah 3 dari pelaku tersebut masih dibawah
umur. Ini lebih menyakitkan dari cerita lain yang dipublikasikan. Begitu banyak
kejadian kekerasan seksual pada Perempuan khususnya anak – anak dibawah umur.
Setelah kejadian
itu, korban mengalami trauma mendalam akibat peristiwa tersebut.
Dan humas polri mendengar
kesaksian dari saksi kepada orang tua korban bahwa “Anak ini sudah tergeletak
saat ditemukan, sudah tidak berdaya, engga dikasih makan tiga hari, cuma
dikasih minuman keras saja.”
“Dia sudah engga
pakai baju lagi, Cuma pakai daster saja. Mungkin kalau hari ini ngga ketemu
anak saya ini bisa mati, nangis saya sebagai ibu melihat kondisi putri saya
ini.’’
Menurut orang tuanya,
korban mengalami trauma mendalam dan setelah peristiwa tersebut, putrinya lebih
banyak mengurung diri dalam kamar.
“Kondisinya belum
stabil, kadang dia mau ngomong, kadang teriak histeris. Lebih banyak dikamar
saja, takut katanya. Dia juga pernah bilang ingin bunuh diri saja, dua kali
itu, makanya sekarang harus dijagain terus.” Ungkap orang tua korban.
Dari peristiwa ini
beberapa pelaku masih menjadi buron, dan beberapa pelaku lainnya sudah
diamankan pihak kepolisian.
Beberapa riset di
Kementerian Kesehatan, di Poliklinik Jiwa seringkali ditemukan pasien yang
mengalami gangguan psikologis. Ternyata memiliki korban kekerasan seksual di masa
sebelumnya. Akhir – akhir ini juga banyak sekali berita mengenai kekerasan
seksual. Pengalaman traumatis sebagai korban kekerasan seksual dapat memberikan
dampak pada psikologis dan apabila tidak mendapatkan pertolongan dan pendamping
psikologis dapat berujung pada munculnya gangguan jiwa seperti cemas, depresi,
bipolar, psikotik dan gangguan kepribadian. Dari banyak berita yang terjadi
diberbagai tempat menunjukkan bahwa saat ini Indonesia darurat kekerasan seksual.
Pada korban kekerasan
seksual akan mengalami dua fase masalah psikologis, yaitu :
1.
Fase
Akut
Terjadi
setelah kejadian kekerasan seksual sampai 2-3 minggu. Pada fase ini korban
mengalami kekacauan perilaku dan pikiran.
2.
Fase
Jangka Panjang
-
Adaptif
: korban bisa kembali beradaptasi dengan keadaan, serta kembali berfungsi dan
produktif.
-
Maladaptive
: korban tidak bisa menyesuaikan dengan keadaan, gejala pada fase akut menetap,
muncul sebagai gejala psikologis yang dapat mengganggu fungsi dan aktivitas
sehari-hari.
Untuk kemampuan
melewati fase ini bergantung pada :
-
Umur
korban, semakin tua semakin sulit beradaptasi untuk pulih
-
Support
system dan dukungan yang diterima
-
Kepribadian
dasar yang dimiliki sebelumnya
-
Situasi
kehidupan yang dijalani
Tentu saja pada
kejadian ini, tidak sedikit dari korban yang bertahan karena beberapa korban
yang mengalami kejadian ini bunuh diri. Penyebab dari bunuh diri nya korban
adalah tidak mendapatkan penanganan yang baik, atau dukungan dari lingkungan
sekitar. Sangat bahaya sekali gangguan psikologis pada korban kekerasan
seksual, apalagi yang mengalami anak – anak masih dibawah umur. Pastinya mereka
akan merasakan hal yang menakutkan seumur hidupnya.
Kasus kekerasan
dan pelecehan seksual pada anak seperti tidak ada habisnya. Tidak semua anak
berani untuk menceritakan pengalamannya jika ia pernah mengalaminya. Sebagai orang
tua, perlu lebih peka untuk bisa mengenali perilaku yang tidak tampak seperti
biasanya pada anak.
Pada data Komisi Perlindungan
Anak (KPAI) tahun 2015, tercatat ada 21,6 juta kasus pelanggaran haka nak sepanjang
tahun 2010 – 2014. Dari jumlah ini, 58 persennya dikategorikan sebagai
kejahatan seksual yang diikuti oleh pembunuhan.
Kekerasan seksual
dapat berupa kekerasan fisik maupun non fisik, yaitu :
1.
Kekerasan
seksual pada anak secara fisik
-
Menyentuh
area intima tau kemaluan
-
Membuat
anak menyentuh bagian kemaluan pelaku
-
Membuat
anak ikut bermain dalam permainan seksualnya
-
Memasukkan
sesuatu ke dalam kemaluan atau anus anak
2.
Kekerasan
seksual pada anak nonfisik
-
Menunjukkan
hal-hal yang bersifat pronografi pada anak
-
Menyuruh
anak berpose foto tidak wajar
-
Menyuruh
anak untuk menonton video porno
-
Mengintip
atau menonton anak yang sedang mandi atau sedang berada di dalam toilet.
Dikutip dari
Komnas Perempuan, pelecehan seksual merujuk pada Tindakan bernuansa seksual
yang disampaikan melalui kontak fisik maupun non fisik, yang menyasar pada bagian
tubuh seksual atau seksualitas seseorang. Kebanyakan pelecehan seksual
dilakukan oleh laki-laki terhadap Perempuan. Namun, ada juga kasus pelecehan Perempuan
terhadap laki-laki, dan juga sesame jenis (baik sesame laki-laki maupun Perempuan).
Dampak kekerasan atau
pelecehan seksual pada anak yaitu tidak hanyak berdampak pada masa sekarang. Namun
juga berpotensi bahaya untuk masa depannya.
Dampak kekerasan
terhadap anak pada tumbuh kembangnya :
Studi embriologi
dan pediatri telah mengatakan bahwa otak berkembang dengan kecepatan yang luar
biasa selama tahap perkembangan awal bayi, anak-anak, juga remaja. Penelitian juga
telah menemukan bahwa ada kaitan antara kekerasan serta pelecehan pada anak
dengan sejumlah masalah Kesehatan dikemudian hari, seperti :
-
Perkembangan
otak yang terbelakang
-
Ketidakseimbangan
antara kemampuan sosial, emosional dan kognitif.
-
Gangguan
berbahasa yang spesifik
-
Kesulitan
dalam penglihatan, bicara dan pendengaran.
Dampak kekerasan
pada anak terhadap Kesehatan mentalnya :
Trauma kekerasan juga
pelecehan adalah salah satu factor risiko dari gangguan kecemasan dan depresi kronis.
Beberapa kemungkinan efek samping kekerasan anak pada Kesehatan mental mereka
dapat meliputi :
-
Gangguan
kecemasan dan depresi
-
Disosiasi
(Penarikan diri)
-
Kilas
balik ttrauma (PTSD)
-
Sulit
focus
-
Sulit
tidur
-
Tidak
nyaman dengan sentuhan fisik
-
Kecenderungan
melukai diri sendiri
-
Usaha
bunuh diri
Tidak lupa juga
banyak dari orang tua yang tidak tau cara bijak untuk menangani anak yang
mengalami kekerasan seksual. Dalam peristiwa tersebut orang tua dapat melakukan
banyak hal pada anak, yaitu :
-
Tenang
dan berikan rasa percaya
-
Berikan
rasa aman
-
Jangan
biarkan anak menyalahkan diri
-
Minta
bantuan kepada ahli
Sebagai orang tua
juga harus bersikap bijaksana dalam menghadapi peristiwa ini dengan bersikap tenang,
menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi dengan bertanya kepada anak mengenai
rangkaian peristiwa yang telah dialami olehnya. Jika anak sudah memberikan diri
untuk menceritakan trauma nya, segera laporkan ke pihak berwajib dan minta
untuk menjalani visum dirumah sakit.
Selanjutnya,
dokter dapat merancang rencana perawatan fisik dan terapi khusus untuk memulihkan
kondisi anak. Menangkap pelaku kekerasan seksual memang penting. Namun,
memulihkan kondisi kejiwaan anak seperti semula jauh lebih penting. Untuk itu,
fokuslah pada pemulihan anak dan damping selalu agar ia merasa aman dan
dilindungi.
Sekian, penulisan
blog ini tentang Kekerasan Seksual Pada Anak.
Semoga penulisan say
aini bermanfaat untuk orang awam yang masih tabu untuk mengenal kekerasan
seksual pada anak.
Terima Kasih ^^
~~~
DAFTAR PUSTAKA
https://regional.kompas.com/read/2024/03/15/055500978/siswi-smp-di-lampung-diperkosa-10-pria-disekap-3-hari-tanpa-makan-ditemukan?page=all
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1304/kekerasan-seksual-pada-anak
https://hellosehat.com/parenting/remaja/kesehatan-mental-remaja/kekerasan-seksual-pada-anak/
Komentar
Posting Komentar